PERKEMBANGAN INDIKATOR STABILITAS NILAI RUPIAH (27 AGUSTUS 2021)

PERKEMBANGAN INDIKATOR STABILITAS NILAI RUPIAH (27 AGUSTUS 2021)

No.23/220/DKom

Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :

A. Perkembangan Nilai Tukar 23 – 27 Agustus 2021

Pada akhir hari Kamis, 26 Agustus 2021

Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.415 per dolar AS.
Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,13%.
DXY1 melemah ke level 93,06.
Yield UST (US Treasury) Note2 10 tahun naik ke level 1,349%.
Pada pagi hari Jumat, 27 Agustus 2021

Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.420 per dolar AS.
Yield SBN 10 tahun naik di level 6,15%.
Aliran Modal Asing (Minggu IV Agustus 2021)

Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 71,18 bps per 26 Agustus 2021 dari 72,67 bps per 20 Agustus 2021.
Berdasarkan data transaksi 23-26 Agustus 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp7,67 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp7,18 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp0,49 triliun.
Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden beli neto Rp14,10 triliun.

B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Agustus 2021, perkembangan harga pada Agustus 2021 tetap relatif terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,01% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Agustus 2021 secara tahun kalender sebesar 0,82% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,57% (yoy).
Penyumbang utama inflasi Agustus 2021 sampai dengan minggu ke-empat yaitu komoditas minyak goreng sebesar 0,03% (mtm), tomat sebesar 0,02% (mtm), telur ayam ras dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain cabai rawit sebesar -0,05% (mtm), cabai merah sebesar -0,03% (mtm), kangkung, bayam, sawi hijau, kacang panjang, bawang merah, jeruk, emas perhiasan dan angkutan antarkota masing-masing sebesar -0,01% (mtm).

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

Sumber : https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2322021.aspx
Jakarta, 27 Agustus 2021
Kepala Departemen Komunikasi
Erwin Haryono

berita nasional 8 1

Visitors Counter

114066
TodayToday202
YesterdayYesterday184
This_WeekThis_Week1741
This_MonthThis_Month6570
All_DaysAll_Days114066
Hello There...3.237.31.191
US
UNITED STATES
US

This page uses the IP-to-Country Database provided by WebHosting.Info (http://www.webhosting.info), available from http://ip-to-country.webhosting.info